Bitreadpedia--Bercita-cita menjadi seorang peneliti butuh waktu yang panjang dalam mewujudkannya, apapun itu objek yang akan di teliti, semuanya berawal dari sebuah niat dan tekat yang bulat.
Apakah tujuan akhirnya hanya mengharapkan gemuruh tepuk tangan, mengharapkan pujian, bahkan hanya mengkarapkan ekonomis semata, itu kembali pada diri masing-masing.
Judul di atas "belajar dari yang sudah-sudah" memiliki makna terdalam bila mana setiap pribadi ingin lebih maju dari kehidupan sebelumnya.
Ternyata menjadi peneliti itu tidaklah segampang yang orang bayangkan, cari data, kumpulkan data, wawancara, lengkapi deskripsi dan menciptakan analisa, justru yang pertama yang ditanyai adalah mental.
Turun kelapangan otomatis telah merelakan jiwa raga untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya, dan mengosongkan segala kepandaian diri saat berada di tengah-tengah masyarakat.
Siap untuk di bentak, dikasari, dicaci-maki, di usir bahkan di anggap gila bagi yang tidak mengetahui. Apalagi penelitian ini berkaitan tentang Cagar Budaya yang telah memiliki usia 50 tahun ataupun lebih.
Terutama pada penelitian tentang manuskrip, seni masa lampau, teknologi tradisional, bahasa, tradisi lisan, pengetahuan tradisional, ritus, olahraga tradisional, bangunan. Semuanya butuh proses yang panjang, terutama sekali pada bekal kebahasaan atau membaca.
Sebagai peneliti otomatis tidak akan bisa jauh dari yang namanya mendefenisikan tujuan penelitian, adanya desain penelitian, sampling, strategi pengumpulan data, analisa data dan pada akhirnya kesimpulan dan pelaporan dari hasil yang di teliti.
Belajar dari yang sudah-sudah, belajar untuk terus memberikan yang terbaik untuk bangsa dan negara, agar apa yang diteliti itu bermanfaat untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang.
Sebab dari hasil penelitian inilah, generasi berikutnya tidak akan kehilangan informasi dan data penting dari zaman sebelumnya, sehingga siklus kehidupan berbangsa, berbudaya bisa menjadi rujukan serta referensi, sehingga mereka mampu melanjutkan penelitian berikutnya sesuai dengan perkembangan zaman mereka.
Meneliti suatu objek, berarti telah meneliti betapa berharganya waktu yang tersedia, bilamana waktu tersebut bisa membuka tabir-tabir yang seharusnya telah lama masyarakat mengetahuinya.
Dari sekian banyak problematika lapangan yang dihadapi, telah mengajarkan bahwa hidup di lapangan selain punya keyakinan, juga mengedepankan cinta.
Cinta terhadap apa yang diteliti, cinta terhadap apa yang akan menuntun diri untuk terus bersabar, sehingga dari hasil kesemuanya itu bisa membersamai langkah-langkah peneliti dengan kebutuhan masyarakat.
0 Komentar :