Galowe: Kisah Sumur Airnya dapat Menenggelamkan Kota Payakumbuh

Galowe: Kisah Sumur Airnya dapat Menenggelamkan Kota Payakumbuh

Bitreadpedia--“Sebentar lagi tempat tepian mandi serta ranah pasukuan akan terbenam oleh air yang sekarang masih bersembunyi di belakang Surau itu.” Tiba-tiba rangkaian kata keluar dari mulut pemuda tanggung yang jago bersilat dan bertani.

“Ah.. jangan banyak cakap kau Buyung, buat hatiku ciut saja untuk pulang kampung nantinya jika aku jadi merantau.” Ucap Sanusi pemuda tanggung yang gayanya slengekan dan tak peduli dengan lingkungan, serta jahil yang hobinya hanya bertengkar.

“Buat apa aku menakutimu Sanusi, lihatlah kelangit tak ada satupun langit setuju untuk menurunkan hujan setentak, padi mulai menguning, hujan hanya turun di Payonibuang saja” Buyung yang telah lama memendam amarah pada Sanusi karena rumahnya sering dapat banjir kiriman dari Banda Kali yang mengairi sungai kecil yang bernama Batang Pulau.

“Ih.. sudahtu Buyung, kau makin menenggelamkan hasratku untuk membumikan kampungku ini, dan mengangkat citra ke elokan yang ada di sini, walau jalan yang kau tempuh setiap hari merupakan jalur antar provinsi.” Mendewasakan jawabannya kali ini.

“Uh.. dasar andiah (bodoh) dikasih tahu makin ngeyel aja” amarah Buyung makin menjadi.

“Buyung, coba jelaskan padaku apa maksudmu bilang aku andiah dan menakutiku seperti habis dapat wangsit aja kau ini.” Mencoba menenangkan hatinya dengan rasa takut, sembari menunggu apa maksud dan tujuan saat Buyung mengatakan andiah

“Aku menyebutkan karena makmurnya wilayahmu membuat aku cemburu, namun makmur ini membuat aku makin takut bila kau dan enam puluh kepala keluarga disini tak mensyukuri” Hanya menegaskan saja, sebab telah lama sekali kejadian yang sama terulang kembali, sampai tak adanya empati para pemuda untuk membantu menyelamatkan kampungnya sendiri.

“Hmm, oh.. ceritanya kau mau menasehatiku atau menceramahiku bro?” sudah mulai marah


Baca lainnya

0 Komentar :

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.