Bitreadpedia--Pendidikan tentu menjadi perbincangan yang begitu penting, karena berkaitan dengan perkembangan dari proses majunya suatu daerah.
Terkhusus di Kota Bandung, sebuah penelitian terkait problematika pendidikan di Indonesia, ternyata masih banyak yang kemudian menjadi permasalahan yang harus mampu kita cari solusi secara bersama, dan salah satu permasalah yang dijelaskan pada jurnal penelitian tersebut, adanya unsur yang hilangnya rasa nyaman dalam belajar.
Padahal pada hakikatnya pendidikan harus mampu memberikan rasa merdeka pada masyarakat, seperti contohnya, kurikulum yang hari ini diadopsi oleh pendidikan kita, masih banyak yang menggunakan komunikasi satu arah.
Dimana hal ini, membuat para peserta didik tersebut merasa jenuh, hingga hilangnya rasa nyaman dalam proses belajar tersebut.
Menjadi seorang pendidik tentu banyak hal diperhatikan, dari objek transfer of knowledge tatau dari kondisi pada lingkungannya. Saya sebagai seorang guru, yakni di lembaga pendidikan yang dinaungi oleh kementrian agama.
Saya perhatikan masih banyak pola yang tidak cocok dengan peserta didik tersebut, terkhusus di lingkungan tempat saya mengajar. Komunikasi satu arah dari guru, yang tidak memberikan ruang bagi peserta didik untuk aktif bertanya atau berdiskusi.
Karena pada dasarnya saya perhatikan pola yang dipakai, hanya ceramah dan tidak adanya evaluasi yang dilakukan oleh guru tersebut dalam melihat perkembangan pendidikan anak tersebut,
Pendidikan yang kita pahami sebagai pelatihan atau bentuk upaya dalam memberikan pendidikan serta edukasi, sebagaimana yang dijelaskan oleh lailan dkk, dalam Jurnal bimbingan konseling.
Bahwa pendidikan harus mampu mengembangkan potensi dari peserta didik, dan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang terjadi, baik itu dari lingkungan atau pribadi dari peserta didik tersebut.
Mengenal Konsep Didik Tandur
Mengenai konsep pendidikan, saya setuju dengan konsep yang ditawarkan Bobbi de porter dalam bukunya Quantum Teaching, adapun konsep yang ditawarkan beliau adalah TANDUR singkatan dari Tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan.
Konsep ini adalah menumbuhkan kesadaran secara merdeka, tanpa adanya unsur penekanan atau pemaksaan kepada peserta didik.
Mereka diberikan kesempatan untuk dapat menyadari bahwa apa yang mereka lakukan dapat menghasilkan dampak yang baik atau buruk terhadap mereka, seperti pada halnya ketika kita ingin menyampaikan tentang pacaran.
Tidaklah perlu kita katakan bahwa pacaran tersebut haram, melainkan kita coba untuk menanyakan, bagaimana sudut pandang mereka tentang kegiatan tersebut, diiringi dengan penjelasan kita.
Hingga ketika kita rasa mereka sudah memahami hal tersebut, maka kita dapat menyampaikan kesimpulannya diiringi dengan memberikan apresiasi kepada peserta didik yang mencoba memberikan tanggapannya.
Islam memiliki konsep yang tidak kalah hebat, memiliki banyak rujukan orang yang luar biasa, yang berhasil menyebarkan pengetahuannya serta agamanya.
Bahkan Allah abadikan dalam al Qur'an, Surat Luqman ayat 13 sebagai berikut yang artinya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,adalah benar-benar kezaliman yang besar
Jika kita perhatikan dari aspek bahasa, bahwa kalimat yang lukman gunakan memanggil anaknya dengan kalimat Yabunnaya yang dasar katanya adalah ابن yang artinya adalah anak.
Namun konteks bahasa yang digunakan berbeda yang mengartikan dengan panggilan lemah lembut dan penuh sayang, maka disini kita dapat melihat bahwa metode yang lukman gunakan dalam memberikan pendidikan kepada anaknya dengan cara kasih sayang dan penuh keikhlasan.
Kita juga bisa melihat bagaimana komunikasi yang Ibrahim gunakan ketika diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih anaknya Ismail, dia tidak dengan begitu saja melakukan hal tersebut.
Namun dia meminta pandangan kepada anaknya terhadap perintah Allah yang disampaikan kepadanya, disini kita dapat melihat, bahwa metode yang Ibrahim gunakan bukan sistem otoriter, melainkan dia menggunakan konsep diskusi yang efektif, hingga anaknya dapat menerimanya dengan ikhlas tanpa unsur paksaan atau tekanan.
Seseorang yang mendidik juga dapat dikatakan sebagai murobbi, yang mana tujuannya tidak lain, mendekatkan diri kepada jalan yang benar.
Dia harus mampu lebih baik kedekatanya serta lebih tulus kepada Allah Swt, mampu menjaga adab serta akhlaknya, karena sangat tidak pantas dan tak layak bagi kita yang meminta orang melakukan sesuatu yang kita pun tidak mengerjakannya.
Bahkan Allah tegaskan didalam Surah As-Saff ayat ayat 3 yang artinya:
Sangatlah dibenci Allah orang-orang yang mengatakan, namun ia tidak mengerjakannya
Oleh karena itu seorang pendidik atau guru harus mampu menjaga dirinya, adapun menjaga diri dari kebodohan dan kesombongan.
Dalam sebuah proses pendidikan, yang aktif berperan bukan hanya seorang guru, namun murid juga harus memiliki kriteria yang pantas untuk menerima suatu pengetahuan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh syeik Al Zarnuji dalam kitabnya Ta'lim muta'alim.
Menerangkan bahwa tidak sedikit dari para penuntut ilmu yang bersungguh-sungguh dalam belajar namun mereka tidak mendapatkan hikmah dari pengetahuannya.
Beliau menerangkan hal tersebut akibat adanya kesalahan dalam proses mencari ilmu. Syeikh Al Zarnuji menerangkan bahwa sebelum menuntut ilmu, seorang murid terlebih dahulu harus mampu meluruskan niatnya.
Yang mana tujuannya benar untuk mencari ridho Allah, kemudian memuliakan guru serta ilmu tersebut, dan diiringi dengan sifat wara' atau rendah hati, tidak memiliki rasa sombong terhadap pengetahuan yang ia miliki, dan tentunya seorang murid harus memiliki karakter yang optimis dalam belajar, tidak mudah menyerah dan selalu semangat.
Pelatihan tentunya memiliki tujuan serta harapan yang dilakukan oleh seorang pendidik, tak lain adanya peningkatan suatu kemanfaatan dari apa yang dimiliki sebelumnya.
Artinya adanya pemindahan dari yang buruk kepada yang baik, dan yang baik menjadi lebih baik lagi hingga seterusnya, oleh karena itulah pentingnya mengkonsep suatu pelatihan agar apa yang kiranya diharapkan dapat tercapai.
Kota Bandung yang memiliki kekhasan terkhusus pada anak mudanya, saya amati sangat suka berdiskusi dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menyampaikan pandangan serta pendapat mereka.
maka konsep pendidikan yang cocok adalah konsep yang ditawarkan oleh Bobby Potter yakni konsep Tandur, yang memberikan mereka peluang untuk dapat berdiskusi dan aktif pada saat belajar.
Penulis: Fahmi Ihsan Margolang
0 Komentar :