Bitreadpedia--Cerita ini merupakan legenda yang disampaikan secara turun temurun melalui lisan tetua kepada masyarakat setempat, tak ada yang tahu pasti tepat tahun berapakah kejadian itu berlangsung, yang jelas saat itu jumlah masyarakat setempat tidak kurang ataupun lebih melebihi masyarakat zaman sekarang.
Zaman antah barantah, kisah ini di ceritakan kembali dengan tujuan supaya anak kemenakan bisa mengambil pelajaran agar menjadi anak yang patuh, berkata lemah lembut kepada orang tua, dan pandai menjaga diri dari hal yang tidak Allah kehendaki.
Tingkuluak atau Tangkuluak merupakan selendang yang berbentuk persegi empat, lalu dilekukkan menjadi persegi tiga, cara pakainya saat itu ujungnya di ikatkan ke leher, pakaian ini merupakan pakaian yang dipakai kusus untuk anak kemenakan saat itu.
Kisah ini bermula saat berada di tengah sawah yang banyak rawang, waktu itu Mandeh yang bernama Upiak Lindok, sedang sibuk menyemai padi.
Hari begitu panas matahari seakan berada di atas ubun-ubun, Abak nya bernama Buyuang Sunsai, juga saat itu berada di sawah yang sama. Namun jarak mereka agak berjauhan. Sedangkan anaknya bernama Upiak Manjo.
Upiak Manjo tiba-tiba datang ke sawah menemui kedua orang tuanya, tepat saat itu juga di sawah ada sisa-sisa siap di panen, yang harus dibawa pulang supaya bisa cepat dijemur untuk menjadikan benih berikutnya bagi sawah yang lainnya.
0 Komentar :